Sabtu, 13 Mei 2023

Tingkatan Kelas Di Sekolah Dasar







Tingkatan merupakan susunan yang berlapis-lapis seperti lenggek rumah, tumpukan pada tangga/jenjang (Kibbi). Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2001 pasal 17 mendefinisikan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, dan berbentuk sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sedrajat.

Anak Sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 - 12 tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasai pun semakin beragam. Minat anak pada periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak. Implikasinya anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan berguna pada proses perkembangannya kelak (Jatmika,2005).

Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas 1, 2 dan 3 sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas 4, 5 dan 6 (Supandi, 1992:44). Karakteristik siswa kelas rendah yaitu Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah, adanya kecenderungan memuji diri sendiri, suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, pada masa umur anak 6-8 tahun anak menghendaki nilai raport yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak, unduk kepada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam dunianya, dan apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal itu akan dianggap tidak penting (Notoatmodj,2012). Karaktristik  siswa kelas tinggi sekolah dsar yaitu adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, realistik dan mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar, pada umur 11 tahun anak membuthkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, pada masa ini anak gemar membentuk kelompok sebaya dan biasanya untuk dapat bermain bersama-sama dan biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri (Notoatmodjo, 2012).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar